Suatu hari ada seorang
kawan yang bercerita, aku mendengarkan seksama, lantas diakhirinya dengan
pertanyaan yg kujawab lama: “bagaimana kau tau bahwa suamimu yang sekarang
adalah jodohmu?”
Baiklah, sebenernya
harus ku katakan aku tidak tau. Aku pun tak yakin kalo dia jodohku. Kalo kau
berfikir bahwa kami memiliki kesamaan, sebenarnya itu hal yang paling mudah
dibantah.
Jadi…
Kami tidak menertawakan
hal yang sama. Ada bagian yg menurutku lucu, tapi menurutnya itu biasa saja.
Kalau ditanya hobi,
yang paling pertama kujawab adalah menyayi. Mamaku bilang kalo aku sudah bisa menghafal
lebih dari 20 lagu waktu aku belum 4 tahun. aku akan berhenti menangis seketika
kalo aku disuruh menyanyi.
Imbasnya, mulutku gak bisa
berhenti menyanyi sampe sekarang. Aku bisa menyanyi dimanapun, termasuk saat
dibonceng motor olehnya jaman pacaran dulu. Aku menyanyi kencang2 dan tak
peduli kalo pengendara lain melihatku. Hampir
setiap minggu aku ke tempat karaoke, ada ataupun tak ada yang menemani. Aku bisa
kesana sendiri kalo penyakit pengen niruin suara Beyonce kumat lagi. Atau saat aku tengkar dengan
dia dan butuh pelampiasan, aku lebih suka menyanyi dan teriak kencang2. Itu melegakan.
Daripada aku harus menangis di depan teman2ku, I choose to sing a lot. Well,
untungnya aku sekosan dengan anak yang cukup toleran dengan suaraku yang lebih
tepat dibilang bising.
Bagaimana dengannya?
Dia mau2 saja
menemaniku karoke, tapi bisa ditebak dengan mudah, dia cukup tepuk tangan dan
menyanyi dua lagu saja, itupun sedikit kupaksa.
Aku bukan anak rumahan.
Sukanya klayapan. Pernah ke Jogja sendiri pas libur UAS. Gak ada yang menemani,
aku cuek berangkat sendiri. Ternyata gak hanya Jogja, aku bablas sampe Solo
juga. Aku suka melihat tempat baru dan mencium wangi bunga.
Bagaimana dengannya?
Dia anak rumahan. Sehelai
Koran dan secangkir kopi sudah bisa membuatnya diam di rumah seharian. Dia suka
masakan rumah dan tak ingin mencoba yang macam2. Celakanya, aku tidak suka
memasak. Bukannya tidak bisa, tapi aku lebih memilih kegiatan lain dibanding memasak.
Kalo suatu kali aku memasak pun itu kulakukan karna aku ingin membuatnya
senang. Itu saja.
Bagiamana dengan Seni?
aku bisa bermain gitar karna kakak laki2ku pemain gitar.
Dia baru belajar main gitar saat pacaran denganku.
Dia bisa main suling.
Aku gak suka alat music tiup. Pasti ada ludah yang ikutan berhamburan. Jijik.
Dia suka lari. Dia bisa
lari jauh sekali. Tubuhnya memang tergolong kecil untuk ukuran pria, tapi dia
kuat dan suka olahraga di rumah. Dia tak terlalu suka olahraga yg lain setauku.
Biasa saja katanya, kalo kutanya tentang bola, basket, atau bulutangkis. Simple,
dia suka lari, push up, sit up.
Aku??
olahraga paling kubenci
adalah lari. Kakiku berasa kesemutan kalo lari. Aku lebih suka badminton. Olahraga
lain aku tak pun tak mahir. Semenjak olahraga banyak dilakukan orang2 yang
ingin diet dan langsing, aku merasa aku belum butuh olahraga. Hahaha, anggapan
sesat. Sssst, jangan bilang dia! Aku bisa diceramahi. olahraga baginya adalah
untuk menjaga badan tetap bugar, tak peduli itu orang kurus ataupun tambun.
Kalo sedang sakit, aku
biasa minum obat dan langsung tidur. Aku punya persediaan obat2an yang umum
dijual, seperti paracetamol kalo tetiba meriang/demam, obat flu, batuk, wasir,
diare, obat gatal, dll
Dia bukan tipe peminum
obat kalo enggak bener2 keterlaluan sakitnya, atau kalo tidak kupaksa. Sepertinya
aku banyak memaksa yaaa.. hahaha
Sering aku tak tega
melihatnya demam tinggi. Dia hanya minta dikerokin, dibalur minyak kayu putih,
makan mie atau bakso yang super pedas supaya keringetan, dan tidur sebentar.
Dia bisa bertahan tak
minum obat sampe sembuh sendiri. Prinsipnya satu: makan yang banyak, supaya
badan bisa punya asupan untuk melawan penyakit.
Aku? Yang praktis
sajalaaah.. meskipun aku setuju, sering minum obat itu tak bagus untuk jangka
panjang.
Bisa disimpulkan, aku tipe sanguin berat. No doubt. Sementara
dia plegmatis. Aku supel dan tak grogi bicara di depan orang, sementara dia
cenderung pendiam.
Aku tipe orang yang kalo bisa telat kenapa harus on time,
sementara dia hampir tidak pernah telat kecuali alasan yang super penting.
Di jalan, dia tipe orang yang jalan pelan demi keselamatan,
tipe lurus yang menaati aturan. Sedangkan aku tipe orang yang suka ngebut dan gak
sabaran.
Dia bisa berhemat dan mengatur keuangan, merencanakan masa
depan. Tau mana kebutuhan mana keinginan. Membelanjakan di jalan yang tepat dan
selalu berguna.
Aku? Aku bingung kalo ada uang di ATM ku, dibuat belanja apa
lagi ya enaknya..? kalo sudah masuk ke swalayan, susah dibedakan mana yg
kebutuhan mana yang bukan.
Kalo dirinci lebih jauh lagi… kalian bisa menyimpulkan bahwa
kami tak cocok untuk jadi pasangan..
Lalu apa yang menyatukan??
lagi konsen nyetir dia maaah |
0 comments:
Post a Comment