Wednesday, 29 April 2015

Apalagi kalo bukan itu?



Terlalu klise kalo bilang cinta yang menyatukan.
tapi apalagi kalo bukan itu?

Sejak awal kami jatuh cinta, kami tau kami sungguh berbeda. Kutub utara dan kutub selatan memang jauh letaknya. Tapi pada dasarnya kami mencinta. 

Aku sering menertawakan dia yang datang pertama di kelasnya, terlalu pagi. Dia defense dengan segala alasannya, dan kami berdebat, tertawa. Anehnya, dia tak tersinggung. Tau darimana? Dia selalu memberitahuku ketika hal yang sama terjadi, berkali2. Dan responku tetap sama, menertawakannya. Aku tak kehilangan jati diriku dan tak menyembunyikan ejekan itu. Dia tau aku tak bermaksud menghina.

Pun dia sering menasehatiku panjang lebar kalo aku sering datang terlambat, tidur di kelas, tak belajar, tapi toh aku malah menanggapinya dengan becanda. Aku tau maksudnya baik, tapi cara kami belajar sungguh berbeda. Jadi bagiku itu kuanggap lelucon saja. Apa dia tersinggung? Sepertinya tidak, buktinya dia masih terus mengingatkanku sampe sekarang.

Dia memang tak hobi menyanyi, tapi dia tak pernah menyuruhku diam ketika aku ingin menyanyi. Kapanpun. Pernah dia menahan mulas perutnya tapi dia tak menggedor pintu kamar mandi untuk menyuruhku keluar. Dia lebih rela menunggu, karna sebentar lagi laguku selesai. 

Dia tak hobi menyanyi, tapi dia tak pernah menolak ketika kuajak ke tempat karoke. Walhasil di situ aku menyanyi sepuasnya, tak perlu gantian, memilih lagu apapun yang kusuka. Dia mendengarkanku bernyanyi, bertepuk tangan, manggut2, tersenyum, memuji, dan sesekali setuju untuk berduet denganku.

Masalah klayapan? Yang ku tau dia tak pernah kemana2 untuk sekedar jalan2. Dia pergi untuk tujuan tertentu seperti: mengajar atau membeli sesuatu. Dan ketika bersamaku, dia menemaniku kapanpun. Kemanapun aku pergi, dia akan berusaha menemani, mencari jalan ke tempat tujuan, ngeprint peta. He prepare almost everything about the itinerary. Hampir tak pernah dia absen menemaniku. Dia merasa harus melindungiku, dan kami menikmati petualangan kami. Siapa yang tak suka bepergian dengan yang terkasih, itu katanya dulu.

Sebaliknya, untuk bisa ‘bertahan’ di rumah, kami nonton film berdua. Atau saling berbagi cerita, membahas cita2, travelling selanjutnya, dan berapa uang yang kita punya. Dan berhubung sekarang ada Juna, rumah terasa lebih meriah. Sekarang, bertiga di rumah sungguh menyenangkan walopun sesimpel makan bersama.

Masalah olahraga, aku suka bandel. Paling males ikut senam dan kegiatan berkeringat lainnya. Kalo memang harus berkeringat,  aku lebih memilih bersih2 rumah. Kalo sudah sakit, dia sering bilang itu karna aku jarang olahraga. Hahaha. Dan ketika aku sakit, dia jadi super perhatian. Dipijitin siang malam. Hihihih. Dia tak pernah melarangku minum obat, tapi dia bersikukuh kalo demam dan flu ku bisa sembuh sendiri kalo aku makan banyak. Sayangnya aku bukan tipe orang yang sabaran,hehehe.

Walopun kami, masing2 sudah berpenghasilan sendiri, tapi kami tak memisahkan harta kami. Dia tak pernah mengambil uang di rekeningku, tapi aku selalu mengatakan berapa uang yang ku punya. Dalam rumah tangga, tak ada uangku dan uangmu. Yang ada hanya uang kita dan utang kita. Aku tak membahas syariat disini. Ada beberapa hak istri tapi aku tak keberatan kalo semisal itu dipake suami. Aku bukan tipe orang yang sangat perhitungan. Bisa dikatakan boros. Jadi aku sangat percaya kalo dia mengatur keuangan kami, invest di mana, dan berapa jumlahnya. Semua didiskusikan. Kami tak memperhitungkan sumber keuangan berasal dari siapa. Toh kami menikmatinya berdua. 

Selama 2 tahun perkawinan, yang mana itu masih sangat amat jauh dari sempurna, kami masih terus belajar dan masih jauh dari kata baik.
Tentang satu pertanyaan di awal “bagaimana kau tau dia jodohmu?”

Sejatinya kau tak akan pernah tau. Yang kau tau, bersamanya menghapus gelisahmu, menghapus keraguan akan masa depan dan cita-citamu,
menghapus kebimbangan akan kesiapan kita menjadi pasangan dalam ikatan pernikahan, 
meyakinkan kita bahwa semuanya adalah proses dan pembelajaran dank au ingin melalui bersamanya,
bahwa bersamanya juga kau ingin melahirkan darah dagingnya, membuatnya bangga,
memasakkannya sup ayam dan sambal terasi favoritnya walopun kau tak suka memasak,
rela melakukan sesuatu yang dia suka untuk sekedar ikut menorehkan senyumnya,
menemaninya kemanapun untuk memastikannya aman, walaupun kau lebih suka tidur di rumah,
tersenyum melihatnya tertawa puas setelah berhasil menyanyikan lagu Beyonce-nya,
bahwa sejatinya kau mengagumi keunikannya, walopun tak mengatakannya,
menerima kelemahannya dan kau mendorongnya untuk menjadi lebih baik,
tak memaksa yang diluar kemampuannya,
mencintai keluarga yang lebih dulu mencintainya,
Dan ketika kau membaca ini semua, orang itu selalu ada dalam pikiranmu. Mungkin dia jodohmu. Mungkin. Rahasia jodoh terlalu dalam untuk dikuak sampe kapanpun. Tak ada yang tau. Tapi bukankah sebaiknya kita tak usah tau? karna Tuhan sudah mengatakan: Jodoh dan kematian itu rahasia-Nya :)









dengan kamu, semua terasa mungkin









3 comments:

  1. ciiieee co cweeettt ciieee.. melting aku bacanya mamah afril... :3

    ReplyDelete
  2. Ah baru tau dikomen Yara.. iya, lagi melow gitu, jadi begini deh tulisannya. Makasih udah mampir :))

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

 

my life in words Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang