Saturday 30 March 2013

...and here comes the miracle in my belly :))


“Kamu hamil ya??”, kata Mama spontan di tengah perbincangan kami,
Aku yang sedari tadi asyik makan rujak manis hampir kesedak gara2 pertanyaan Mama yang tiba2 itu. 
“Gak lah Ma”, kilahku sambil menuang air putih.
“Emang kapan terakhir mens??”, kejar Mama
Deg! Oiya, kapan ya?? Kayaknya udah lama juga gak mens. Seingetku…. Astaga tgl 5 Februari!! Itu artinya udah satu setengah bulan yang lalu. Kali ini aku berhenti makan dan menoleh ke Mama,
“Limaaa Fe..bru…a…ri……”,
“Sekarang udah tanggal 20 Maret.. kamu udah cek belum??,” tanya Mama sambil cekikikan.
Hah?? Hamil ya? Ah masa iya sih secepat ini aku hamil? Baru tgl 12 Januari kemaren aku married, terus sekarang udah telat mens  aja. Honestly, telat mens bukan sesuatu yg baru sih. Udah seeriiing banget telat mens, bisa 2 bulan sekali, bahkan 3 bulan sekali aku mens. Dulu waktu masih belum nikah sih, mau telat seberapa lama juga sebodo amat, lagian gak ngerasa sakit apa2, jadi cuek2 aja. Tapi sekarang? Gak bisa secuek itu juga.. walopun tadi masih diingetin sama Mama sih, hhehe. Iya, ini udah telat 44 hari, harusnya aku cek.
Well, akhirnya malam itu, aku minta Kakakku, Adi, buat nganterin beli testpack di Alfam*rt. Malam itu udah gak sabar pengen ngecek, tapi kata Mama mending besok pagi karna pipisnya masih 'bersih' istilahnya, jadi hasilnya lebih akurat. Ya,ya, aku harus bersabar sampe besok pagi.
Esok paginya, aku langsung cek. Agak kikuk sebenernya karna ini pertama kalinya aku megang testpack. That small thing will bring big news in a moment..
Menunggu garis merah itu muncul, aku jadi keingat teman SMA yang dulu pernah bilang kalo aku bakal susah hamil karna jadwal mens ku yang gak teratur. Emang kalo dibandingin sama temen-temen yang periodenya teratur sih sempet ketar-ketir juga kalo sampe beneran apa yang dibilang temenku itu.. ahh naudzubillah..
Garis merah itu muncul. Awalnya satu. Lalu disusul garis merah kedua. Samar. Tapi akhirnya cukup jelas untuk memastikan bahwa ada dua garis merah disitu. Iya, dua garis merah. Itu artinya…aku positif hamil.



Selama beberapa saat aku terus memandangi dua garis merah itu. Menimbang-nimbang dengan perasaan yang aku gak tau sebenernya seperti apa. Bukan perasaan yang syukur-alhamdulillah bisa hamil. Lebih tepatnya belum. Belum. Karna waktu itu aku masih meraba, hamil itu seperti apa? Ya, aku sering melihat orang hamil, tapi bagaimana itu bisa terjadi pada diriku sekarang? apa aku bakal bahagia? Apa aku bakal berubah? Jadi perutku sebentar lagi gak akan serata ini? 9 bulan lagi bakal ada bayi yang keluar dari rahimku? Seperti itukah?
Aku benar2 tak tau bagaimana perasaanku. Maksudku.. hei, aku hamil, terus apa selanjutnya?
Jeglek. Pintu kamar dibuka. Mama muncul dari balik pintu sambil bertanya, 
“Gimana?”
“Hamil.” Aku menjawab datar tanpa ekspresi.
“Tuuuh kaaan, Mama beneeer”, ucap Mama seraya melangkah ke arahku, 
“Selamat ya anak Mama,” disusul cium agak keras di kening dan senyumnya yang mengembang. 
“Mama mau ngasih tau Papa. Kamu buruan telpon Canggih!”.
Aku masih memandangi Mama sampai Mama keluar dari kamar.
Ah ya, telpon Mz! Aku langsung menyambar handphone di atas meja kamarku. Tak butuh waktu lama untukku menunggu telpon dijawab dan kalimat pertama yang meluncur dari mulutku bukan salam tapi..
“Aku hamil.”
“Hah?? Yang bener? Udah dicek? Kapan?
“Barusan. Dan aku positif.”
“Alhamdulillah………”
Dan kalimat2 yang meluncur dari bibirnya cukup membuatku membisu. Dia terdengar benar2 bahagia diujung telepon sana. Dia membayangkan bagaimana dia akan menjadi seorang ayah dan bagaimana kami nanti akan jadi keluarga yang sempurna dengan anak yang ganteng yang bisa diajaknya main bola. Dia membayangkan bagaimana cantiknya kalo anak ini punya mata seindah mataku dan hidung yang mancung seperti kami. Dan banyak hal lain yang cukup membuatku membeku. Aku mendengar setiap perkataannya dan kebekuan itu cair saat pipiku basah. Seperti ada embun sejuk yang langsung menyergap hatiku yang tadinya pias. Aku, dengan telat dan begonya, baru merasa bahagia. Bahagia tak terkira sampai air mata yang berbicara. Bahagiaku langsung meluber sampai aku tak bisa berkata. Ditampar dengan sangat cantiknya bahwa ini adalah karunia yang luaaar biasaaa. Hey, ada keajaiban dalam perutku dan aku salah satu dari sekian wanita beruntung yang mendapatkannya!
Oh Tuhanku, Allah.. Allah.. syukur Alhamdulillah Ya Allah… aku hamil. Aku hamil Ya Allah.. Terimakasih.. terimakasiiihhh..

Esoknya, setelah mengantar Mama terapi ke RSU, aku sekalian USG kandungan dan ternyata, he’s already 5 weeks in my belly. God, I still cant believe that there’s something in the USG screen that doctor said it was my son. Anakku…. Itu calon anakku ada disana… *nahan nangis* telhaluuuuu...
Tiba2 keinget apa aja yang udah aku lakuin selama 5 minggu kebelakang. Mulai dari minum cola/soda, mie instan, antibiotik, nanas, dan yang lainnya yang itu sangat mungkin membahayakan janinku. Aku langsung menyadari kebodohanku. How could I didn’t realize that I’d been late for my period?? How could I endanger him carelessly?? How fool I am… L
Tapi dokter cukup menenangkan kalo babyku oke. Dan mungkin karna ketidaktahuanku, Allah masih memberi kekuatan yang sangat besar buat dia. Sekali lagi, syukur tak terkira Alhamdulillaaah..
Duh Nak, maafin Mama.. Kamu yang kuat ya di sana… yang kuat! Mulai hari ini Mama gak akan sembarangan, Mama akan jaga kamu, Insyaallah ketemu 35 minggu lagii yaa.. 
u’re my son, and u must be strong! 

Love is in the air :)



 

my life in words Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang