Monday 4 May 2015

SELABINTANA



BERANGKAT
Perjalanan ini berawal ketika saya dapat undangan dari salah seorang teman yang akan menikah. Namanya Raisha. Cantik, mojang Sukabumi, dan berhati sangat baik. Kami tidak terlalu dekat, tapi kami pernah saling bercerita something secret dan kami merasa nyaman menceritakannya.
Setidaknya itu yang membuat saya, yang bukan teman karibnya ini, benar2 berniat untuk datang. Sedikit (agak banyak sih sebenarnya, hehehe) memaksa Mz buat menuruti saya untuk ke Sukabumi. Resepsinya digelar Sabtu, tanggal 2 Mei 2015. Kami berencana berangkat tanggal 1 Mei, subuh. Tapi rencana tinggal rencana, kami bangun kesiangan, setengah enam! Hahahah. Daripada kelamaan kena macet di jalan, kami memutuskan untuk berangkat esok subuh aja. Pokoknya berangkat subuh dan harus sudah ada di tol setidaknya pukul 6.
Alhamdulillah, tanggal 2 Mei, sebelum subuh, kira2 pukul 4 pagi, kami berangkat.
Juna masih tidur, kami bopong dan kami tidurkan di jok belakang yang sudah kami sulap jadi kasur ala-ala, hehehe. Juna masih pulas sampe kabupaten Sukabumi.
Perjalanan cukup lancar. Macet cuma terjadi di pasar menuju Sukabumi. Ada dua pasar seingat saya, dan itu semuanya bikin macet. Ditambah jalanan yang jelek, jadi laju kendaraan tidak bisa dipercepat.

HOTEL
Pukul setengah 9 kami sudah sampai di Kota Sukabumi. Muter2 cari hotel yang cocok (dengan budget-dan-selera) akhirnya kami dapat Hotel Varista. Hotel ini ada dua cabang. Satu di Jl.Sudirman, dimana waktu kami kesana ternyata masih belum ada yg check-out, sementara kami sudah keburu pengen rebahan di kasur. Sesuai arahan dari resepsionis hotelnya, kami pun beralih ke Hotel Varista yang di Jl.Pengadilan. Jarak kedua hotel ini tidak begitu jauh. Tapi yang di Jl. Pengadilan ini harus masuk gang dulu. Tidak begitu jauh dari gang, parkiran pun muat sampe 10 mobil. Cukup luas.
Hotel ini adalah hotel syariah, sehingga setiap pasangan yang menginap diharuskan menyerahkan fotokopi buku nikah atau identitas lain yang menyatakan bahwa pasangan tersebut sudah menikah. Mz akhirnya menyerahkan Kartu Suami. Dan berjanji untuk mencetak salinan buku nikah dari email.
Hotel syariah macam ini menurut saya sih bagus, karna berarti meminimalisasi pasangan yang bukan muhrim untuk berzina. Tapi repotnya, kalo sampe gak bawa identitas macam saya ini, kan jarang2 bawa fotokopi buku nikah(?).
Jam 09.30 kami sudah masuk kamar. Rate kamarnya dari 180ribu untuk yang standar sampai 300ribu yang paling mahal. Kami mengambil Deluxe Room, dengan harga 210ribu. Fasilitasnya standar: Spring Bed besar dan kamar mandi dalam dengan air hangat. Seharusnya ada fasilitas kipas angin, tapi di dalam kamar ternyata tidak ada. Berhubung udara di Sukabumi cukup dingin, kami membiarkan saja dan tidak protes ke penjaga hotel.
Hotel Varista yang di Jl. Sudirman sedikit lebih bagus dari bentuk bangunan yang modern minimalis dan ventilasi udara. Ada taman terbuka di tengah hotel dan letak hotel yang di pinggir jalan raya jadi sisi keunggulannya. Sayang tempat parkirnya kurang luas. Harganya sedikit lebih mahal. Rate paling rendah 210ribu. Worth it sih, sayangnya kami gak bisa menginap disana karna penuh.

RESEPSI RAISHA
Kami istirahat dan terlelap sampai pukul 12.00. Berhubung Juna masih tidur, kami tak bisa langsung siap2. Jam 1 siang, Juna baru bangun. Selesai nyuapin Juna, mandiin, dan siap2, kita berangkat pukul 2 siang. Untungnya acara resepsi sampai jam 3 siang. Tak banyak teman yang kutemui. Sudah banyak yang pulang. Hanya beberapa yang masih sempat berjabat tangan dan menanyakan kabar.
"Papaaa..awat...awat... Paaaa.." (red: pesawat)

Resepsi digelar di gedung SECAPA POLRI. Gedungnya luas. Dekorasinya bagus dengan nuansa bunga2 pink dan putih. Raisha pun terlihat anggun dan cantik dengan gaunnya. Pas! Makeup yang dikenakannya flawless. Ahh, sempurna. Rasanya haru sekali melihatnya di pelaminan dengan pujaannya. Semoga langgeng ya kalian.. *kiss-kiss-muachh*
 happy for you both guys! :D u both looked so stunning!



di salah satu sudut

ALUN-ALUN
Sepulang dari resepsi, kami jalan2 ke alun2. Rencananya mau jalan kaki, tapi apa daya ketika Juna lihat delman, dia bilang “Kuda..kuda” sampe 20 kali. Hahaha, begitulah. Dia bakal bilang berulang kali sampe diturutin :D
Akhirnya kami naik delman, padahal jarak ke alun-alun dua kali nafas pun nyampe. Lebay.
kuda aja diajak foto,ckckck kelakuan

Alun2nya kecil, banyak anak2 muda disana. Tipikal struktur kota jajahan Belanda, masjid Jami’ tepat menghadap alun2 kota.
Kami jalan2 cukup jauh dan mampir ke sebuah warung tenda yang menjual nasi liwet bakar. Sebenernya enak makan di warung lesehan itu, tapi berhubung letaknya yang di pinggir jalan dan Juna yang tak bisa diam, kami memutuskan untuk bungkus saja dan makan di hotel.
ada huruf A-L-U-N di dua sisi


SELABINTANA
Oke, jadi sewaktu gugling tempat wisata di Sukabumi, ini masuk daftar yang harus dikunjungi. Alasannya simple, karna bentuknya taman, pas buat Juna. Tempatnya luas banget, bersih, dan Juna yang emang dasarnya gak bisa diem bisa puas lari2an disana tanpa kami harus khawatir. Jatuh berkali2 pun dia gak nangis. Hampir tak ada batu.
SAyangnyaaa... kamera digital yang udah disiapin malah lupa dibawa, huhuhu..sedih banget!
Tapi yasutralah.. pake kamera hape, untungnya masih lumayan lah hasilnya. Maapkan selfie kami yang terlalu banyak. Udah bawaan orok :p
Oke, let these photos tell you how enjoy we are in this beautiful and peace park :)
 
ada kebun teh di bawah :)

kalo maen kejar2an, ngekek gak berhenti2 :D

udah kekinian belum? tsah

bola ini dibawa kemanapun kami pergi :))

eits, bapaknya gak boleh ketinggalan :p

jangan suruh jalan, dia gak bisa!

pacarku!

ala2 piknik. hehehe

next visit, nginep disini aja kali yaaa


ini mah baru sepertiga luasnyaaaa...





Wednesday 29 April 2015

Apalagi kalo bukan itu?



Terlalu klise kalo bilang cinta yang menyatukan.
tapi apalagi kalo bukan itu?

Sejak awal kami jatuh cinta, kami tau kami sungguh berbeda. Kutub utara dan kutub selatan memang jauh letaknya. Tapi pada dasarnya kami mencinta. 

Aku sering menertawakan dia yang datang pertama di kelasnya, terlalu pagi. Dia defense dengan segala alasannya, dan kami berdebat, tertawa. Anehnya, dia tak tersinggung. Tau darimana? Dia selalu memberitahuku ketika hal yang sama terjadi, berkali2. Dan responku tetap sama, menertawakannya. Aku tak kehilangan jati diriku dan tak menyembunyikan ejekan itu. Dia tau aku tak bermaksud menghina.

Pun dia sering menasehatiku panjang lebar kalo aku sering datang terlambat, tidur di kelas, tak belajar, tapi toh aku malah menanggapinya dengan becanda. Aku tau maksudnya baik, tapi cara kami belajar sungguh berbeda. Jadi bagiku itu kuanggap lelucon saja. Apa dia tersinggung? Sepertinya tidak, buktinya dia masih terus mengingatkanku sampe sekarang.

Dia memang tak hobi menyanyi, tapi dia tak pernah menyuruhku diam ketika aku ingin menyanyi. Kapanpun. Pernah dia menahan mulas perutnya tapi dia tak menggedor pintu kamar mandi untuk menyuruhku keluar. Dia lebih rela menunggu, karna sebentar lagi laguku selesai. 

Dia tak hobi menyanyi, tapi dia tak pernah menolak ketika kuajak ke tempat karoke. Walhasil di situ aku menyanyi sepuasnya, tak perlu gantian, memilih lagu apapun yang kusuka. Dia mendengarkanku bernyanyi, bertepuk tangan, manggut2, tersenyum, memuji, dan sesekali setuju untuk berduet denganku.

Masalah klayapan? Yang ku tau dia tak pernah kemana2 untuk sekedar jalan2. Dia pergi untuk tujuan tertentu seperti: mengajar atau membeli sesuatu. Dan ketika bersamaku, dia menemaniku kapanpun. Kemanapun aku pergi, dia akan berusaha menemani, mencari jalan ke tempat tujuan, ngeprint peta. He prepare almost everything about the itinerary. Hampir tak pernah dia absen menemaniku. Dia merasa harus melindungiku, dan kami menikmati petualangan kami. Siapa yang tak suka bepergian dengan yang terkasih, itu katanya dulu.

Sebaliknya, untuk bisa ‘bertahan’ di rumah, kami nonton film berdua. Atau saling berbagi cerita, membahas cita2, travelling selanjutnya, dan berapa uang yang kita punya. Dan berhubung sekarang ada Juna, rumah terasa lebih meriah. Sekarang, bertiga di rumah sungguh menyenangkan walopun sesimpel makan bersama.

Masalah olahraga, aku suka bandel. Paling males ikut senam dan kegiatan berkeringat lainnya. Kalo memang harus berkeringat,  aku lebih memilih bersih2 rumah. Kalo sudah sakit, dia sering bilang itu karna aku jarang olahraga. Hahaha. Dan ketika aku sakit, dia jadi super perhatian. Dipijitin siang malam. Hihihih. Dia tak pernah melarangku minum obat, tapi dia bersikukuh kalo demam dan flu ku bisa sembuh sendiri kalo aku makan banyak. Sayangnya aku bukan tipe orang yang sabaran,hehehe.

Walopun kami, masing2 sudah berpenghasilan sendiri, tapi kami tak memisahkan harta kami. Dia tak pernah mengambil uang di rekeningku, tapi aku selalu mengatakan berapa uang yang ku punya. Dalam rumah tangga, tak ada uangku dan uangmu. Yang ada hanya uang kita dan utang kita. Aku tak membahas syariat disini. Ada beberapa hak istri tapi aku tak keberatan kalo semisal itu dipake suami. Aku bukan tipe orang yang sangat perhitungan. Bisa dikatakan boros. Jadi aku sangat percaya kalo dia mengatur keuangan kami, invest di mana, dan berapa jumlahnya. Semua didiskusikan. Kami tak memperhitungkan sumber keuangan berasal dari siapa. Toh kami menikmatinya berdua. 

Selama 2 tahun perkawinan, yang mana itu masih sangat amat jauh dari sempurna, kami masih terus belajar dan masih jauh dari kata baik.
Tentang satu pertanyaan di awal “bagaimana kau tau dia jodohmu?”

Sejatinya kau tak akan pernah tau. Yang kau tau, bersamanya menghapus gelisahmu, menghapus keraguan akan masa depan dan cita-citamu,
menghapus kebimbangan akan kesiapan kita menjadi pasangan dalam ikatan pernikahan, 
meyakinkan kita bahwa semuanya adalah proses dan pembelajaran dank au ingin melalui bersamanya,
bahwa bersamanya juga kau ingin melahirkan darah dagingnya, membuatnya bangga,
memasakkannya sup ayam dan sambal terasi favoritnya walopun kau tak suka memasak,
rela melakukan sesuatu yang dia suka untuk sekedar ikut menorehkan senyumnya,
menemaninya kemanapun untuk memastikannya aman, walaupun kau lebih suka tidur di rumah,
tersenyum melihatnya tertawa puas setelah berhasil menyanyikan lagu Beyonce-nya,
bahwa sejatinya kau mengagumi keunikannya, walopun tak mengatakannya,
menerima kelemahannya dan kau mendorongnya untuk menjadi lebih baik,
tak memaksa yang diluar kemampuannya,
mencintai keluarga yang lebih dulu mencintainya,
Dan ketika kau membaca ini semua, orang itu selalu ada dalam pikiranmu. Mungkin dia jodohmu. Mungkin. Rahasia jodoh terlalu dalam untuk dikuak sampe kapanpun. Tak ada yang tau. Tapi bukankah sebaiknya kita tak usah tau? karna Tuhan sudah mengatakan: Jodoh dan kematian itu rahasia-Nya :)









dengan kamu, semua terasa mungkin









 

my life in words Template by Ipietoon Cute Blog Design and Waterpark Gambang